GRESIK, BERKASNEWS.COM- Desas-desus akan dibangunnya smelter milik PT Freeport Indonesia (FI) di Pelabuhan Manyar, Gresik bukan hanya rencana belaka, Namun Perusahaan raksasa tersebut sudah mantap membangun smelter di pelabuhan BMS yang berada di kawasan Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE), Bahkan pada awal tahun ini, Perusahaan pertambangan tersebut sudah melakukan pemadatan tanah dan rencananya pertengahan tahun sudah mulai bangun fisik.
Daru Wicaksono, Direktur Utama PT Berlian Manyar Sejahter (BMS) saat dikonfirmasi, mengamini rencana mengembangkan dermaga yang dikelolanya tersebut. Selain untuk menurunkan biaya logistik karena menambah pilihan costumer diSurabaya dan Pelabuhan Tanjung Perak, juga meningkatkan kapasitas bongkar muat barang, tentu juga pembangunan dermaga BMS ini sekaligus menunjang kegiatan smelting FI di JIIPE.
“Perpanjangan dan pelebaran dermaga dan fasilitas ini, salah satunya juga untuk mendukung kegiatan smelter di JIIPE,” tutur Daru, Minggu (23/2/2020).
Adapun perpanjangan dan pelebaran dermaga eksisting ini kata Daru, yang sebelumya panjang dermaga 250 X 30 meter menjadi total keseluruhaannya 500 X 50 meter, Hal ini, kata Daru, sebagai tindak lanjut eskalasi peningkatan kapasitas dermaga yang telah beroperasi sejak 2016 lalu.
Tak heran keberadaan kawasan JIIPE ini menjadi perhatian Pemerintah pusat untuk dijadikan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK), buktinya belum lama ini Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) I, Budi Gunadi berkunjung ke proyek dermaga PT BMS selaku pengelola dermaga dengan kepemilikan saham 60 persen yang nota bene nya adalah anak usaha PT Berlian jasa terminal Indonesia (BJTI) port yang juga anak perusahaan PT Pelindo III (Persero), Daru menjelaskan, guna mengoptimalkan kinerja dari keterisian dermaga.
“Usaha meningkatkan produktivitas logistik di BMS terus kami genjot. Mengingat, kami ini sebagai penyedia jasa kepelabuhanan di JIIPE dan Manyar-Gresik,” katanya
BMS terus melakukan percepatan pembangunan infrastrukturnya. Dengan harapan, arus distribusi barang antara industri dan pelabuhan dapat berjalan lancar. “Jadi, nantinya nggak cuma nunggu (kapal, red), tapi ada pilihan untuk sandar,” ujar Daru
Sementara, Pembangunan smelter atau pabrik pemurnian tambang oleh PT Freeport Indonesia tersebut menggunakan lahan sewa seluas 100 hektar di JIIPE milik Pelindo III dan PT AKR Corporindo Tbk di Manyar, Gresik, Jawa Timur.
Nantinya, pabrik berkapasitas 550.000 ton katoda ini akan mengolah 2 hingga 3 juta konsentrat yang dipasok dari Kabupaten Mimika, Papua. Alasan dibangunnya smelter di JIIPE ini, karena Indonesia merupakan pasar terbesar, khususnya industri manufaktur.
Berdirinya pabrik smelter tersebut, ditargetkan dapat memenuhi kebutuhan konsentrat tembaga, gipsum, asam sulfat, maupun lumpur anoda ke beberapa industri. Berdasar sumber yang dikutip, PT Freeport Indonesia rela mengucurkan anggaran yang nilainya mencapai US$3 miliar atau sekitar Rp42 triliun. Hingga saat ini, PT Freeport Indonesia dikabarkan telah merogoh kocek sekitar US$150 juta untuk persiapan pembangunan smelter, mulai dari desain, pembayaran sewa lahan, hingga pemadatan tanah. (han/red)