SURABAYA, BERKASNEWS. COM – Proyek pembangunan flyover/Terminal Teluk Lamong (TTL) dipastikan molor dari jadual yang ditetapkan. ketidaktepatan waktu tersebut secara automatis berdampak pada molornya penyiapan infrastruktur pendukung operasional Perusahaan yang masih berusia 6 tahun tersebut.
“ya ini terhambat terkait pembebasan lahan,” aku Rumaji, Direktur Operasi dan Teknik PT Terminal Teluk Lamong didampingi Arief Yarmanto Sekretaris Perusahaan dan Reka Yusmara, Kepala Humas PT TTLSurabaya di acara Media gathering 2020 yang dihelat Manajemen PT TTL kamis (13/02/2020)
Untuk itu kata Rumaji, proyek multi years tersebut tidak bisa tuntas pembangunannya secara keseluruhan pada, Maret 2020 besuk. Tapi dijadwalkan akan selesai pembangunan interchange yang nantinya menyambung Simpang Susun Tol Surabaya – Gresik, Simpang Susun Jalur Kereta Api, Simpang Susun Tambak Osowilangun Surabaya dan Jaringan Jalan Layang ini pada bulan September 2020 mendatang.
“Sangat tidak mungkin (selesai, red) pada bulan Maret tahun ini. Target kami, September 2020 rampung. Karena awal tahun ini kendala pembebasan lahan harus sudah teratasi,” harap Rumaji
Padahal kata pria kelahiran kota soto ini, pentingnya proyek simpang susun tersebut, akan semakin memudahkan akses percepatan pengiriman barang/logistik dari dan ke kapal di dermaga Terminal Teluk Lamong menuju berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jawa Timur. Juga selesainya pembangunan simpang susun ini bakal menghubungkan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya sebagai venue helat Piala Dunia U-20 tahun 2021 mendatang.
Hal ini sesuai target yang dipasang Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam penyelesaian seluruh infrastruktur pendukung gelaran Piala Dunia U-20 FIFA 2021, akhir tahun ini. “Yang pasti, kami optimis, simpang susun ini selesai sesuai jadwal,” katanya
Seperti kita ketahui bersama bahwa ,proyek flyover/simpang susun sepanjang 4,3 kilometer di Terminal Teluk Lamong dinilai sangat mendesak untuk direalisasikan pembangunannya. Kala itu, sudah jelas bahwa jalur tersebut diupayakan lebih efisien, mulai dari jarak, harga, maupun lokasinya.
Gambarannya, infrastruktur ini dikerjakan dua pihak dengan dua tahapan. Pertama dilakukan konsorsium BUMN sepanjang 2,4 kilometer, dan selebihnya dikerjakan pihak kedua, yaitu Pemkot Surabaya dengan pihak pengembang.
Untuk tahap kedua flyover ini terhubung dengan West Outter Ring Road (WORR/jalur barat) yang merupakan proyek Pemkot Surabaya. Pembangunan flyover yang diyakini sudah melalui beberapa kajian itu terintegrasi dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkot Surabaya, serta terhubung dengan lintas angkutan barang. Harapannya, jalur bebas hambatan ini dapat mengurangi kepadatan lalu lintas yang diperkirakan mencapai 1.500 truk per hari pada tahun pertama. (ms/han)