SURABAYA, BERKASNEWS. COM– Virus Corona atau disebut covid 19 yang belakangan membuat cemas se untoro jagad ini, pun Bangsa Indonesia yang hingga menyatakan sebagai bencana alam, sehingga berakibat harus meliburkan anak sekolah hingga14 hari, dari segi ekonomi pun virus yang di kabarkan mematikan ini juga menerpa keresahan para pelaku usaha pelayaran di Surabaya. Kegelisahan para pengusaha pelayaran yang tergabung dalam asosiasi pengusaha pelayaran niaga nasional Indonesia ini, jika kebijakan lockdown karena Covid-19 akan berdampak ke pelabuhan, sebab pelabuhan merupakan pintu gerbang logistic.
“Kalau pelabuhan juga lockdown, selesai sudah. untuk itu Jangan sampai lockdown,” tegas Stenvens Henry Lesawengan, Ketua DPC Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Surabaya, Rabu (18/3/2020).
Kekhawatiran INSA beralasan dengan pemberlakuan lockdown di pelabuhan maka, nilai importasi Indonesia akan terpicu turun hingga 60%. Upaya memutus mata rantai penyebaran wabah Corona virus ini, pemerintah diharapkan bisa mengurungkan niatnya memilih lockdown dipelabuhan, ambil kebijakan alternatif
“lifting performance kami, untuk kargo in out atau dari dan ke Surabaya, hampir 70 persen berasal dari Cina. Kondisi ini akan terasa dalam 1 atau 2 bulan ke depan,” kata Stenvens didampingi Dwi Agus, selaku Sekretaris INSA Surabaya.
Ia pun mendukung kinerja Kantor kesehatan Pelabuhan (KKP) yang selalu didepan mengenai waba virus corona yang nerasal dari Wuhan China ini.
“Prinsipnya, INSA setuju KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan, red) yang terdepan. Apapun yang dilakukan KKP, sebagai pihak yang berwenang dalam kondisi ‘luar biasa’ ini, kami dukung,” ujar Stenvens
Bahkan sebelumnya, kata Stenvens, INSA dengan 14 anggotanya bersama seluruh stakeholder di Tanjung Perak, termasuk KKP telah mengantisipasi penyebaran virus Corona melalui tindakan pemeriksaan pada anak buah kapal (ABK)/kru. Dalam hal ini tidak ada pengecualian, apalagi dengan kapal-kapal asing yang sandar di Tanjung Perak. “ABK kami periksa sesuai SOP kapal dan kesehatan yang dijalankan KKP,” ungkapnya.
Mendasari semua teknis pencegahan Covid-19 yang selama ini berlangsung di pelabuhan, Stenvens meyakinkan, KKP belum mendapati temuan kasus Corona menginfeksi ABK kapal. Artinya, lanjut Stenvens, dari 200 kapal yang sandar di Tanjung Perak, KKP tidak menemukan Covid-19. “Ratusan kapal per hari itu di luar kapal penumpang, maupun Cruise,” urainya.
Berdasar siaran pers DPC INSA Surabaya yang dikutip wartawan disebutkan, area pelabuhan, utamanya di Tanjung Perak masih terbilang aman dari maraknya wabah Covid-19. Meski enggan menjamin mutlak atas keamanan pelabuhan dari terjangan virus Corona, namun kawasan pelabuhan, khususnya Tanjung Perak telah menjalankan standard operational procedure (SOP) pencagahan virus yang bermula dari Wuhan, Cina tersebut.(an/sab)