Evaluasi Pasca Penerapan BBM B30, Gapasdap,  INSA Harapkan Insentif

632
foto : ilustrasi

SURABAYA, BERKASNEWS. COM-Pemerintah melalui Kementerian ESDM Menerapkan  mandatori B30 dalam campuran bahan bakar Minyak (BBM) solar untuk kapal per januari 2020 lalu. Namun Penerapan BBM B30 tersebut masih menyisakan keberatan dari asosiasi Pelayaran Nasional, DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) menilai penerapan B30 ini akan meningkatkan biaya perawatan kapal,

” pada tahun 2019 penerapan B20  saja meningkatkan pemakaian consumable parts,  yang berarti meningkatkan juga maintenance cost, maka kami berharap ada kebijakan yang dapat meringankan biaya operasional, ” kata Carmelita Hartoto Ketua DPP INSA,  seperti dikutip majalah logistics.

Sementara itu Ketua Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai,  Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) , Khoiri Soetomo berharap agar kualitas campuran BBM solar B 30  benar-benar diperhatikan sehingga tidak berdampak pada kerusakan pada Mesin.

“kualitas  proses blending dilakukan dengan baik,  agar tidak membuat kerusakan pada mesin kapal,  sebab selama ini banyak anggota kami yang mengelu apalagi mesin dengan putaran tinggi” harap Khoiri, selasa (10/3/2020)

Setelah di evaluasi pasca penggunaan B30 per januari 2020. Kata Khoiri,  pihaknya belum tahu secara pasti  apakah kapal kapal penyeberangan di seluruh lintasan memang betul sudah B30 semua atau masih B 20 bahkan b0,” karena memang tidak semua wilayah mendapatkan jatah fame yg sama secara merata, jadi sangat bergantung ketersediaan di lokasi.”tutur Khoiri

Selain itu, penggunaan b20 yang diterapkan tahun 2019  lalu memang banyak keluhan dari operator terutama cepat gantinya filter dan spare Parts lebih boros disamping kalori yg kebih rendah dibanding b0. “Maka GAPASDAP menginginkan agar terhadap konsekuensi penggunaan b30 agar ditingkatkan kualitasnya dan apabila terjadi masalah kerusakan mesin karena rendahnya kualitasnya sebaiknya pemerintah memberikan incentive atau subsidi bbm yg lebih besar” tandasnya

B30 yang dimaksud  yaitu campuran 70 persen solar murni dengan minyak fatty acid methyl ester (FAME )yang dihasilkan dari kelapa sawit sebesar 30 persen. Campuran ini diharapkan agar mengurangi ketergantungan atas impor BBM Jenis Solar sekaligus meningkatkan serapan sawit didalam Negeri.

Penulis : Subhan

Facebook Comments