SURABAYA, BERKASNEWS.COM– Dewan Pengurus Cabang ( DPC) Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) Jawa Timur dipimpin Momon Hermono pada periode 2018-2022. Ia bertekad pada masa kepemimpinanya ini mendorong untuk merealisasikan Jawa Timur tetap sebagai Sentra Industri Maritim Indonesia. Optimisme ini tentu tidak berlebihan sebab perusahaan galangan Kapal besar ada di jatim serta ITS yang merupakan Perguruan Negeri tertua juga ada di Jawa Timur.
“ Saya ingin Jawa Timur menjadi yang nomor satu di Indonesia untuk industri maritim,” kata Momon Hermono, saat pelantikan pengurus DPC IPERINDO Jatim periode 2018-2022 di Surabaya, Rabu (30/1/2019).
Menurutnya, untuk mewujudkan keinginan agar Jawa Timur tetap sebagai Sentra Industri Maritim Indonesia harus ada sinergi dan kebersamaan seluruh unsur terkait di industri kemaritiman. Selain itu juga mengoptimalkan potensi yang dimiliki Jawa Timur untuk merealisasikan harapan tersebut. “Mari bersinergi untuk 2019, demi NKRI dan Jawa Timur menjadi sentra industri maritim Indonesia,” harapnya
Sementara, Sekjen IPERINDO, Askan Naim yang mewakili Ketua Dewan Pimpiman Pusat ( DPP) untuk melantik pengurus DPC IPERINDO Jatim mengingatkan, pentingnya membuat program kerja yang tepat dan terarah. Disamping itu juga intensitas jalinan koordinasi dengan pengurus IPERINDO pusat tetap dijalankan termasuk melibatkan akademisi yang berkompeten dalam bidang kemaritiman pun dengan pihak-pihak terkait lainya.
“Agar semua dapat berjalan beriringan dalam membangun program kerja, dan mendukung terciptanya cita-cita Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia,” kata Askan
Disinggung terkait lemasnya Galangan lantaran menurunnya order akibat berhentinya program pemerintah untuk membangun kapal baru, Askan menyampaikan agar seluruh stake holder di Pemerintah agar supaya bisa memberikan inmu intensif yang cukup baik pada galangan, serta kebijakan-kebijakan yang pro terhadap galangan, khususnya galangan nasional yang mungkin indikasi terbesarnya memberhentikan importasi kapal bekas,” kita sedang memperjuangkan agar supaya ada moratarium kapal bekas” Tandasnya
kesempatan ini juga digelar pameran industri kapal, Askan mengajak, anggota IPERINDO tidak terlalu banyak berharap dari kucuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk proyek pembangunan kapal. Namun, kata Askan, bagaimana mengkriet pembangunan kapal ini dengan melibatkan seluruh stakeholder pemerintah dan swasta.
“Ke depan, mari bergandengan tangan dalam rangka menggarap proyek-proyek maritim dengan melibatkan pemerintah,” ajaknya.
Hanya saja, Askan mengingatkan, produk industri maritim juga butuh suntikan dana yang disokong dari pemerintah untuk membangun kapal-kapal baru. Dukungan tersebut bisa melalui gelontoran anggaran yang tidak selalu dikucurkan tiap tahun.
“Langsung dan sekaligus, Rp 20 atau Rp 30 triliun. Biarkan uang itu dikelola bank dan menggelinding, sehingga setiap tahun semua galangan bisa bangun kapal. Tidak perlu setiap tahun,” katanya. (han)