Dengan sisa dana 200 jt yang ada pada tahun 2018, Op sulap gedung bekas PLP jadi ruang Pelayanan yang luks
SURABAYA, BERKASNEWS.COM – Eks Kantor Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas II Tanjung Perak Surabaya resmi milik kantor otoritas pelabuhan (OP) utama Tanjung Perak Surabaya per bulan mei kemarin, setelah keluar penetapan status penggunaan barang (PSPB). OP pun berencana di ujung tahun 2018 ini kantor tersebut sudang bisa di difungsikan sebagai ruang khusus pelayanan. Seperti target pucuk pimpinanan Op yang berkeinginan menjadikan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) di lembaga yang ia pimpin.
“Target Pak Herwanto (Kepala OP Utama Tanjung Perak, red) memang itu (WBK, red),” kata Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Keuangan OP Utama Tanjung Perak, Azhar Karim Selasa (2/10/2018).
Disinggung soal waktu yang nyaris tinggal dua bulan ini, Azhar mengungkapkan, optimis selesai sebab, op hanya merenovasi saja dengan anggaran pemeliharaan kantor, sebesar 200 juta dengan penunjukam langsung (PL). Dengan dana sejumlah itu Azhar, berkeinginan seluruh bagian dan ruang bawah bekas kantor PLP Surabaya tersebut digunakan sebagai tempat pelayanan terpadu. “peruntukanya lantai dasar, semuanya untuk pelayanan terhadap pengguna jasa,” ujar pria anti rokok ini.
Adapun, ruang pelayanan yang dikhususkan di eks kantor PLP tersebut Azhar, mengiyakan jika proses pelayanan bagi pengguna jasa dalam pengurusuan izin maupun dokumen terkait kepelabuhanan dan pelayaran, nantinya tidak perlu melalui pintu utama di gedung induk. Seluruh pelayanan, mulai dari perizinan, PNBP, Inaportnet hingga pengurusan Laporan Kedatangan/Keberangkatan Kapal (LK3) dan Pemberitahuan Kedatangan Kapal (PKK) serta rekomendasi OP, cukup dilakukan di pusat pelayanan terpadu nantinya.
“dengan harapan, kalau misalnya ada trouble, baik IT maupun manual sampai dengan proses dokumen kapal LK3, tidak perlu ke staf. Tapi bisa langsung dilakukan di gedung baru yang dijadikan pusat pelayanan ini,” ujarnya
Sementara, informasi yang berkembang menyebut, OP Tanjung Perak telah menyiapkan anggaran sebesar 10 Milliyard yang sengaja digunakan untuk merehap total gedung yang berlokasi di perak timur ini.Azhar tidak menampik hal itu hanya saja anggaran itu tidak terserap sehingga dana tersebut kembali lagi.”memang iya , pada pada tahun 2017 kita dianggarkan 7 millyar, namum karena tidak terserap anggaran itu kembali, lah tahun ini (2018) naik menjadi 10 millyard namun seperti tahun lalu tidak terserap karena PSPB belum keluar, entah tahun depan ini dapat berapa ? Kan masih proses dan belum deel,” sambung lelaki kelahiran kota pudak ini.( han)