Probolinggo Jadi Pangkalan Tol Laut
PROBOLINGGO,BERKASNEWS.COM – Nampaknya wacanana Pelabuhan Probolinggo, Jawa Timur yang mau dijadikan Pangkalan Tol Laut bukan hanya rencana belaka, Namun langkah mewujudkan hal tersebut terus dilakukan dengan melakukan pembahasan dan persiapan yang diperlukan, hal ini di suport oleh Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak Surabaya. Bahkan, dukungan atas rencana tersebut diikuti kemampuan Pelabuhan Probolinggo menyediakan sarana dan prasarana (sarpras), termasuk kesiapan lapangan penumpukan di dermaganya.dengan tujuan agar ada pemerataan ekonomi,“ kami sangat mendukung. Dengan begitu, akan ada pemerataan ekonomi masyarakat di Jawa Timur,” kata Ansori, Kasi Bimbingan Usaha dan Jasa Kepelabuhanan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak Surabaya Selasa(18/9/2018).
Menurut Ansori, Tol Laut yang dijadikan angkutan massal untuk jalur transportasi laut tersebut terbagi dalam tiga bagian. Masing-masing bagian antara lain, sebagai angkutan penumpang, barang dan pengangkutan hewan. “Ketiganya, mampu ditampung pengangkutannya sesuai dengan kapasitas dan kelayakan yang ada di Pelabuhan Probolinggo,” katanya
Lanjut Ansori, persiapan Pelabuhan Probolinggo sebagai Pangkalan Tol Laut dan Kesiapan Lapangan sudah pada tingkat pembahasan bersama stakeholder di pelabuhan setempat. Dalam pembahasan tersebut diungkapkan, Pelabuhan Probolinggo dinilai mencukupi untuk pemenuhan sarana dan prasarana menampung sandarnya kapal Tol Laut. “Mulai dari alat pembongkaran, penumpukan sampai dengan dermaga dan sumber daya manusianya (SDM), semua ada di Probolinggo,” ungkap Ansori dikonfirmasi usai mengikuti bahasan di Terminal Baru Pelabuhan Probolinggo, Jumat (14/9/2018) lalu.
Hanya saja, kata Ansori, rencana Pelabuhan Probolinggo yang digunakan Pangkalan Tol Laut tetap harus melalui kajian yang terukur dan analisa matang. Rencananya, kapal tol laut yang akan sandar berukuran 3.000 Gross Tonnage (GT) dengan panjang lebih 70 meter dan dikendalikan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)/Pelni.
“Kalau ukurannya segitu, sudah pasti harus menggunakan asisten atau kapal tunda untuk menyandarkan kapal di dermaga. Mau tidak mau, ini demi keselamatan pelayaran,” ingat Ansori
Lebih jauh dijelaskan, secara klasifikasi, Pelabuhan Probolinggo sangat layak dan mumpuni dengan penggunaannya sebagai Pangkalan Tol Laut. Apalagi, Pelabuhan Probolinggo yang juga memiliki rute tetap Probolinggo-Pamekasan ini didukung dermaga sepanjang 150 meter dengan kedalaman minus 9 LWS. “Saya melihanya, 80 persen layak, dan kapal-kapal milik Tol Laut bisa masuk ke Pelabuhan Probolinggo,” urainya
Dengan sandarnya Tol Laut selain di Pelabuhan Tanjung Perak, akan menjadikan Pelabuhan Probolinggo sebagai alternatif pengembangan dan pemerataan perekonomian masyarakat di sisi timur Jawa Timur. Sehingga, tidak lagi tertumpu dan tersentralisasi pada keberadaan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.
“Pada intinya, kalau pemerintah sudah ada pemikiran pengembangan pelabuhan, OP (Otoritas Pelabuhan, red) punya kewajiban pengawasan dan evaluasi dalam penyelenggaraan Tol Laut, sekaligus membantu keberhasilan Tol Laut. Sekali lagi, kami mendukung,” pungkasnya. (Han/sa)