SURABAYA, BERKASNEWS– Transportasi massal menjadi salah satu sarana penting yang wajib dikembangkan oleh pemerintah. Tujuannya menekan angka kemacetan dan kecelakaan lalu lintas di jalanan.
Untuk itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mendorong agar Dinas Perhubungan Jatim dan seluruh stakeholder terkait pengembangan transportasi massal yang mengoneksi antar wilayah dengan aman dan nyaman. Selain itu, dari transportasi massal juga diharap ada multiplayer effect lebih besar, pengembangan tersebut sudah berjalan dengan hadirnya Bus Trans Jatim koridor 1 dan 2 di wilayah Surabaya Raya.
“Hadirnya transportasi massal yang terkoneksi dengan baik antara satu wilayah dan lainnya akan meningkatkan mobilitas perekonomian masyarakat. Terutama di wilayah-wilayah terpencil di Jatim,” kata Khofifah usai upacara Hari Perhubungan Nasional Tahun 2023 yang mengangkat tema “Melaju Untuk Transportasi Maju” di Lapangan Prapat kurung Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, yang di ikuti semua UPT DJPL sejatim , Perhubungan Jatim, dan semua unsur maritim dan stakeholders, Minggu 17 September 2023.
Tak cukup itu, orang nomor 1 di Jatim itu mengaku, sedang menjajaki pengembangan MRT di Jatim usai lawatan ke Inggris beberapa waktu laku.
“Alhamdulillah, hasil dari kunjungan ke Inggris lalu, Crossrail Ltd, perusahaan yang mengembangkan MRT Elizabeth Line di London telah menyampaikan Letter of Intens (LoI) dan berminat mengembangkan MRT di Jatim,” ungkapnya.
Selain itu Gubernur Khofifah juga terus berupaya membangun infrastruktur transportasi massal di wilayah-wilayah terpencil. Di sektor angkutan penyeberangan beroperasinya Dermaga Jangkar di Situbondo yang melayani Kepulauan Sapudi, Raas dan Kangean sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Beberapa waktu lalu kami juga baru saja meresmikan Pelabuhan Dungkek dan Pelabuhan Gili Iyang di Sumenep. Keduanya penting untuk konektifitas warga Madura kepulauan. Saat ini telah ada rute pelayaran Situbondo-Sumenep dan Sumenep–Gili Iyang,” urainya
Termasuk layanan Long Distance Ferry (LDF) dari Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju Lembar Nusa Tenggara Barat. Dibukanya lintasan Jangkar-Lembar mengurai kepadatan di pelabuhan Ketapang.
“Dalam waktu dekat, Insya Allah kami juga akan meresmikan Pelabuhan Masalembu beserta rute pelayaran Masalembu–Kalimantan. Sehingga perekonomian dan kesejahteraan warga Pulau Masalembu bisa terdongkrak seiring dengan terfasilitasinya mobilitas warga,” jelas Khofifah
Di sektor udara, beroperasinya bandara di Pulau Pagerungan di Sumenep dapat menjadi back up transportasi udara di wilayah kepulauan Kangean dan sekitarnya.
“Ke depan akan segera kita usulkan beroperasinya L Strip Bandara Masalembu dalam mendukung mobilitas masyarakat Kepulauan Masalembu dan sekitarnya,” tuturnya.
Sedangkan di sektor perkeretaapian, Pemprov Jatim memiliki gebrakan untuk mengendalikan lalu lintas pada perlintasan tanpa palang pintu kereta api di seluruh Jatim. Hal ini dilakukan secara simultan mulai pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah di Jatim.
“Dari 19 titik perlintasan jalan provinsi sudah memiliki palang pintu kereta api dan semuanya sudah ada penjaga dan pembangunan tersebut menggunakan dana APBD Jatim,” lanjutnya
Dengan ini, ia juga menaruh harapan besar kepada masyarakat untuk mau menggunakan transportasi massal yang sudah disediakan pemerintah. Dari data yang ada, Khofifah menyebut, ada animo masyarakat yang cukup besar menyambut Bus Trans Jatim. Saat ini, Trans Jatim Koridor 1 sangat diminati masyarakat, dengan data load factor harian rata-rata berada pada 105 persen sampai 115 persen per hari atau 4.500 s.d 5.000 penumpang per hari.
” harapan kita apa yang bisa kita jadikan refrensi untuk kemajuan public transportation kita baik laut, darat, udara dan perkeretaapian, terimakasih untuk semua stakeholders yang hadir ini komitmen bersama agar di laut kita berjaya,didarat kita berjaya dan udara kita berjaya sehingga memberikan transportasi yang makin nyaman dan aman” pungkasnya