SURABAYA,BERKASNEWS.COM–Dermaga Konvensional Utara (Curah Cair) terminal Nilam ketumpahan minyak, Namun kejadian tersebut bisa di atasi dan ditangani dengan baik oleh team Health, Safety, Security and Enviroment (HSSE) PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Sub Regional Jawa Timur dengan melibatkan kapal tunda KM.Anggada XIV dan diikuti sebanyak 36 peserta yang terdiri dari Tim HSSE Pengendalian Operasi Terminal Konvensional Nilam, Tim HSSE Regional Jatim, Tim Pelayanan Pemanduan, anggota Port Security Regional Jatim, Tim Teknik, Tim PBK, petugas operasional yang berasal dari Terminal Nilam Mirah, Nilam Konvensional, Nilam Curah Cair, Mirah & Fame, serta 15 orang petugas kebersihan.
“guna meningkatkan kerjasama dan kapabilitas dalam penanganan keadaan darurat, maka diadakan implementasi Program K3 yang harus dilaksanakan secara terus menerus” kata Deputy Maneger Humas PT Pelabuhan Indonesia (persero) sub Regional Jatim Rendy saat Drill Tanggap Darurat Tumpahan Minyak, kamis (10/2)
Menurutnya, langkah tersebut harus terus dilakukan dan berkesinambungan sebagai berikut: Sterilisasi Terminal, Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Safety Training /Awareness, Communication Plan, Safety Handling / Incident Management dan Safety Briefing.
“Kegiatan Drill Tanggap Darurat Tumpahan Minyak yang berlangsung selama 118 menit” jelasnya
Skenario latihan, sekitar pukul 08.30 WIB kapal KM.Anggada sedang melakukan kegiatan bongkar CPO pada Dermaga Nilam Curah Cair, namun tiba-tiba pipa penghubung di bagian sisi kapal yang digunakan untuk bongkar CPO lepas sehingga banyak CPO yang tumpah ke laut,
ABK kapal yang mengetahui hal tersebut segera berteriak meminta bantuan. Petugas security yang mendengar teriakan ABK segera mencari tahu apa yang terjadi dan setelah mengetahui kejadian tersebut segera melapor kepada Danton Nilam mengenai penyebab kebocoran pipa curah cair di Dermaga Nilam konvensional tersebut. Tidak lama kemudian, Tim PBK tiba di TKP dan mempersiapkan peralatan, mendengar laporan dari Korpal DM HSSE segera menghubungi DM Fasilitas Lini II untuk meminta bantuan timnya melakukan pengoperasian oil boom. DM HSSE menghubungi DM Pelayanan Kapal dan Pemanduan untuk meminta bantuan Kapal Motor Pandu untuk menggelar oil boom. DM HSSE menghubungi GM Terminal untuk meminta bantuan Tim Operasional dalam penanganan tumpahan. DM HSSE memerintahkan tim HSSE untuk segera ke TKP untuk membantu proses penanganan tumpahan. 15 menit kemudian Tim Teknik, Kapal Motor Pandu, Tim Operasional dan Tim HSSE tiba di TKP. Semua tim mulai melakukan penanganan tumpahan dan 60 menit kemudian tumpahan berhasil dikendalikan (oil boom sudah dipasang mengelilingi kapal). Tumpahan CPO kapal telah berhasil dibersihkan, tim oil boom kemudian melakukan penyiraman oil boom dan kemudian disimpan kembali ke dalam kontainer penyimpanan.
“Bencana tidak bisa ditebak kapan datangnya. Oleh karena itu kita harus selalu siaga karena keadaan darurat bisa terjadi kapan saja. Lakukan dengan serius, anggaplah ini kejadian yang sebenarnya”, terang Linda Rahayu, Deputi Manager HSSE PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Sub Regional Jatim.
Penanggulangan dan pencegahan pencemaran lingkungan laut dari tumpahan minyak merupakan tanggungjawab dan kewajiban bersama. Karena itu, kemampuan para personil termasuk perangkat yang digunakan wajib diuji. Sehingga latihan ini merupakan bentuk emergency preparedness, “komitmen HSSE bersama sekaligus sebagai bentuk sinergi untuk menjaga soliditas dan semangat PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Sub Regional Jawa Timur dalam menanggulangi bahaya” imbuhnya. (Han/hum)