SURABAYA, BERKASNEWS.COM– Persoalan muatan Kapal roll on roll off (ro-ro) di Pelabuhan Tanjung Perak yang tak kunjung terjawab, membuat gelisah para operator maupun pemangku kebijakan, pun sudah ada standar operasi prosedur (SOP), hanya saja SOP tersebut belum di implementasikan secara optimal,” memang pelabuhan tanjung perak sangat komplek, banyak permasalahan terutama di angkutan kapal ro-ro, ” aku kepala kantor Kesyahbandaran utama Tanjung Perak M Tohir saat pisah sambut dengan kepala yang lama Dwi Budi Sutrisno yang saat ini mengisi sebagai sekretaris utama BMKG pusat, jumat ( 4/10/2019)
Untuk itu kata Tohir, kedepan pihaknya akan melakukan kordinasi dan bersinergi dengan Otoritas Pelabuhan serta operator kapal ro-ro yang ada.
” kita akan bahas bagaimana bisa menerapkan SOP yang ada,” kata Pria kelahiran Bandung ini
Ia pun berharap kedepan selain melanjutkan program- program pejabat yang lama (Dwi-red) juga akan terus memperbaiki sehingga akan lebih baik dari sebelumnya,” kami akan lakukan kordinasi dengan semua unsur di Pelabuhan,” ujarnya
Sedangkan Dwi Budi Sutrisna menyampaikan, bahwa seorang kepala kantor Kesyahbandaran dalam menjalankan tugas harus ikut melihat sendiri,” harus cek and ricek, tidak asal percaya sama anak buah” kata Dwi
Tidak hanya itu kata budi, menjaga keselamatan terus dilaksanakan, dan kedepan lebih ditingkan oleh M.Tohir,” bagaimana kita jaga supaya Amanah yang diberihkan ini kita kerjakan dengan baik,” tandasnya.
Hal senada juga di sampaikan oleh kepala Cabag Surabaya PT Dharma Lautan Utama (DLU) Donie Suryo, saat mewakil para stake holder untuk memberihkan kesan kesan, bahwa muatan truck saat ini dinilai sebagai momok buat kapal roro, karena kepastian jenis muatan truck yang belum dideteksi dengan pasti walaupun sudah ada manives dan surat pernyataan dari supir truck.” Muatan truck sebagai momok kapal ro-ro,” kata Donie.
Sementara pantauan media ini, menyebutkan bahwa hampir setiap terjadi kecelakan laut, selalu kapal tersebut berangkatnya dari Pelabuhan Tanjung Perak, dari situ bisa kita nilai betapa lemahnya pengawasan yang ada di pelabuhan gerbang ekonomi wilayah timur ini, atau belum diterapkannya SOP yang sudah ada ini..disini muncul sebuah pertanyaan kenapa SOP yang sudah ada ini belum di terapkan?…atau kemungkinan lainnya yaitu belum adanya yang investasi alat, Xtray misalnya yang hanya digadang-gadang kalau terjadi kecelakan, setelah itu surut lagi..? (han)