SURABAYA, BERKASNEWS –Kegiatan ship to ship kapal curah kering tercepat dengan durasi hanya 47 menit. Hal itu mencatatkan rekor baru bagi PT Terminal Teluk Lamong (TTL) yang merupakan anak perusahaan Subholding pelindo terminal petikemas (SPTP) Jumat (20/12)2024), Rekor ini tercatat dari jarak waktu antara Lastline MV Nikolas D hingga Firstline MV Darya Ruchi yang sebelumnya rekor tercepat di TTL yaitu 1 jam 6 menit pada Agustus 2024.
Proses ship to ship ini adalah kapal MV Nikolas D yang membongkar komoditi soybean meal sebanyak 54.980 MT di TTL kemudian dilanjutkan dengan penyandaran kapal MV Darya Ruchi yang memuat komoditi soybean meal sebanyak 43.998 MT. meskipun menghadapi tantangan cuaca yang kurang bersahabat akibat musim penghujan dan angin barat namun operasional berjalan dengan lancar.
Keberhasilan ini tak lepas atas kolaborasi yang solid antara PT Pelindo Regional 3, PT Pelindo Jasa Maritim, PT Pelindo Marine Service, PT Terminal Teluk Lamong dan shipping agent 2 kapal tersebut. Selain itu peran para kapten pandu yang berani dan kompeten menjadi kunci utama dalam memastikan kelancaran dan keamanan proses ship to ship meskipun daam kondisi cuaca yang menantang.
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, menyampaikan bahwa koordinasi lebih awal menjadi kunci utama pencapaian ini. “Sebelum kegiatan kapal yang akan berlayar selesai, tim langsung berkoordinasi untuk kapal yang akan sandar. Dengan demikian tim pelayanan kapal bisa lebih awal mempersiapkan kapal yang akan masuk, meskipun cuaca kurang mendukung” ungkap David, Senin (23/12/2024).
Optimalisasi proses ship to ship ini sudah menjadi fokus utama perusahaan yang berkantor pusat di jalan osowilangun sejak awal tahun 2024. Upaya ini juga sesuai dengan arahan Direktur Utama PT Pelindo, Arif Suhartono dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pelindo 2024 yang menekankan pentingnya percepatan ship to ship untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing pelabuhan. TTL secara konsisten menjalankan evaluasi bertahap, dengan target awal 2 jam yang berhasil dipangkas menjadi 1 jam hingga akhirnya mencapai durasi dibawah 1 jam.
“Ship to ship yang lebih cepat ini dapat mengurangi waktu tunggu sandar, meningkatkan utilisasi tambatan, dan pada akhirnya berkontribusi terhadap peningkatan kinerja TTL ke depannya” ujar David.
Untuk menjaga konsistensi, TTL bersama pihak-pihak terkait telah menyusun Standard Operating Procedure (SOP) koordinasi persiapan ship to ship sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan ini dimasa mendatang.
“Pencapaian ini juga menjadi kado istimewa pada ulang tahun ke-11 TTL, sejalan dengan tema unstoppable innovation and growth yang terus kami jadikan panduan untuk berkembang” pungkasnya