PROBOLINGGO, BERKASNEWS – Kegiatan bongkar pupuk dari KM Maritim Trans di pelabuhan DABN Probolinggo milik PT Pupuk Sriwijaya Palembang sebanyak 2.900 MT yang makin hari mengalami penurunan kecepatan bongkaran hingga hari ketiga ini. Bahkan kegiatan tersebut sarat dengan persoalan yang sempat menjadi buah bibir di pemberitaan beberapa media akibat ketidak profesionalan perusahaan BUMD milik Provinsi Jawa Timur itu.
Ahli PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN) Ferry Agus Satriyo membantah bahwa pemberitaan yang menyangkut DABN selama ini tidak benar. Tapi Kenyatan di lapangan berkata lain yang masih juga mengorbankan orang kecil dengan mempermainkan hak buruh TKBM sesuai aturan main yang berlaku tanpa ada kejelasan hak-hak yang harus diterima mereka. Bahkan, dari kapal pertama yang datang pun diwarnai dengan ketidak profesionalan cara kerja perusahaan BUMD tersebut.
“Sebenarnya berita- berita selama ini dari luar yang agak menyudutkan terhadap DABN itu tidak benar , saat ini DABN memang sedang melaksanakan pembenahan-pembenahan manageman dan efiensi serta peningkatan pelayanan yg lebih baik kepada pengguna jasa dan masyarakat lain yg terkait dengan pelabuhan DABN , utk kunjungan kapal juga tidak ada masalah tetap seperti biasanya ,kalau ada pihak-pihak yg kurang puas itu hal yg biasa dalam bisnis, silahkan untuk berkoordinasi langsung dengan pihak DABN agar sama-sama tidak dirugikan,” ujar Ferry kepada titikomapost.com lewat WhatsApp.
Sementara itu, Ketua Koperasi TKBM pelabuhan Probolinggo, M. Jufri saat dikonfirmasi mengatakan, pekerjaan yang diberikan oleh pihak DABN secara profesional dilaksanakan oleh anggotanya, meski ada beberapa poin aturan main terkait hak buruh masih digantung oleh pihak DABN yang hingga hari ketiga kerja belum juga diberi kepastian, dan hanya disampaikan sambil jalan saja atas pekerjaan bongkaran pupuk tersebut guna menjaga kondusifitas pelabuhan Probolinggo.
“Sampai hari ketiga kegiatan yang dilakukan oleh teman-teman TKBM masih menunggu kejelasan dari beberapa hak mereka yang harus dibayar oleh pihak DABN meski dijanjikan sambil jalan kegiatan bongkarannya. Tapi teman-teman menuntut kejelasan itu meski sudah disampaikan kepada manajemen DABN hingga saat ini belum juga clear,” ungkap M. Jufri saat dikonfirmasi, Rabu (2/10/2024).
Dari informasi yang didapat, fakta dilapangan, pekerjaan bongkaran pupuk dari KM Maritim Trans sebanyak 2.900 MT hingga hari ketiga tersendat-sendat. Pasalnya, penggunaan truk tanpa bak membuat lama pekerjaan karena harus ditata agar tidak teerhambur saat menuju gudang penumpukan. Begitu juga, faktor buruh bongkar yang ada di gudang kurang mumpuni karena dilakukan oleh buruh yang kurang piawai, dan bukan tenaga TKBM yang mempunyai skill standar sehingga pembongkaran melambat yang menyebabkan truk numpuk di depan gudang meski jarak hanya sekira 1 kilo meter dari dermaga kapal.
“Infonya, selain itu buruh gudang melambat karena upah minim. Ini juga merugikan anggota kami yang melakukan bongkaran di kapal dengan kecepatan kerja yang maksimal,” ungkap Jufri membenarkan informasi yang disampaikan wartawan.
Jufri menambahkan, akibat lambatnya pembongkaran truk di gudang penumpukan DABN, kegiatan Palka 1 di Kapal baru bisa dimulai jam 09:45, dan kegiatan bongkaran pupuk untuk Palka 2 masih menunggu trucking.
“Kegiatan untuk palka 2 baru mulai kerja jam 13.20 dikarenakan gak ada truk… Kalo tenaga kerja sudah stanby sebelum jam 08.00,” Jelas Jufri.
Bahkan, mandor-mandor yang sempat ditemui wartawan itu sepakat akan mogok kerja sebelum pekerjaan berakhir jika hak-hak mereka yang digantung oleh pihak DABN karena masih ada tarif yang belum di sepakat seperti :
1. Tarif kesepakatan kompensasi tidak pakai gancu
2. Tarif barang [toeslag] mengganggu 20 %
3. Tarif prestasi
“Kami ditekan dengan prestasi kerja harus mencapai 140 ton per gang per shift melebihi dari kesepakatan yang telah ditentukan 98 ton untuk jenis bag cargo. Bahkan, kalau ada sak bocor kita diancam denda 1 juta,” keluh buruh.
Buruh mengakui, manajemen pelabuhan DABN yang sebelumnya jauh lebih bagus bila dibandingkan dengan manajemen sekarang yang sangat memperhatikan nasib TKBM.
“Beda mas diera pimpinan sebelumnya. Yang sekarang ancor. Bahkan kita pernah mendapat penghargaan koperasi terbaik ke-tiga di Jatim,” pungkas Guntur. (An/red)