Pagelaran Membawa Duka, 3 Korban Meninggal

195

SURABAYA, BERKASNEWS.COM –Mungkin kalimat itu yang cocok untuk pagelaran Drama kolosal Surabaya yang digelar dikawasan Monumen Tugu Pahlawan Surabaya tadi malam, Jumat (9/10/2018), sebab acara yang dilangsungkan dalam rangka memperingati hari pahlawan 10 Nopember ini malah memakan korban jiwa. Dari informasi yang ada sedikitnya 3 orang yang tertimpah insiden memilukan ini. ketiganya yang dilarikan ke rumah sakit berbeda itu, baru seorang yang teridentifikasi dengan jenis kelamin perempuan.

Berdasar info,  korban meninggal dunia yang kini berada di kamar jenazah RS Dr Soetomo Surabaya itu diketahui bernama Erikawati, warga Kalimas Barat. Tragisnya, remaja putri yang kehilangan nyawa saat menonton ‘Surabaya Membara’ itu masih berstatus pelajar kelas III Sekolah Dasar (SD).

“Sementara tiga penonton meninggal dunia. Dari tiga itu, dua sudah ada kamar mayat RSUD Dr Soetomo dan satu berada di RS Suwandi,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKPB Sudamiran saat dihubungi wartawan.

Melansir data yang digali dari berbagai sumber, peristiwa nahas saat gelaran Drama Kolosal Surabaya Membara berjudul Gubernur Suryo, sekitar pukul 20.00 Wib, Jumat (9/11/2018). Tragedi nahas tersebut bermula sesaat sebelum dimulainya adegan drama kolosal yang berlangsung di sekitar kompleks Monumen Tugu Pahlawan Surabaya. “saat itu acara belum dimulai,” kata sumber.

Insiden bermula Saat, di tengah riuh redam penonton yang begitu padat ingin menyaksikan adegan ‘heroik’ memperingati Hari Pahlawan 10 Nopember yang ke VIII di tahun 2018, tiba-tiba melintas rangkaian kereta api (KA) KRD rute Sidoarjo-Bojonegoro di rel jembatan viaduk yang juga tengah dipadati penonton. Sontak, para penonton yang bergerombol di pinggir viaduk tampak panik hingga berdesakan saat KA penuh asap itu melintas.

Melihat peristiwa itu, penonton yang memadati di bawah jembatan viaduk langsung berteriak dan meneriaki penonton yang terlihat saling dorong ketika rangkaian KA melintas. Dari video amatir yang beredar viral di masyarakat, penonton yang berada di pinggir viaduk sempat terjatuh dari ketinggian sekitar 10 meter.

Teriakan penonton yang berada di bawah viaduk semakin kencang terdengar tatkala mengetahui beberapa penonton di atas viaduk terjatuh. Belum usai teriakan penonton di bawah, beberapa penonton kembali terjatuh di lokasi yang tidak jauh dari peristiwa sebelumnya.

Sehingga menimbulkan korban jiwa yang juga mengakibatkan korban luka serius mulai kepala, kaki, dan tangannya. Bahkan, melihat rekaman video amatir yang beredar, tampak korban jiwa dalam kondisi mengenaskan karena terlindas KA hingga tubuhnya terbelah menjadi dua.

Terpisah, Kepala Humas PT KAI (Kereta Api Indonesia) Daops 8 Surabaya, Gatut Sutiatmoko mengatakan, kereta api yang melewati viaduk di atas Jalan Pahlawan sudah sesuai prosedur. Menurutnya, insiden jatuhnya penonton yang menyaksikan drama kolosal ‘Surabaya Membara’ itu dikarenakan padatnya masyarakat yang berkerumun menyaksikan drama dari atas viaduk.

“Kereta api sudah membunyikan semboyan 35, atau seruling lokomotif. Ini untuk memperingatkan warga yang berada di viaduk,” ungkap Gatut dalam pesan pendek saat dikonfirmasi wartawan.

Menurutnya, KA yang melintas saat pertunjukan drama kolosal tersebut sudah berusaha menurunkan kecepatnya. Hanya saja, kata Gatut, warga terlalu banyak yang berada di atas viaduk. “Kecepatan laju kereta juga sudah dikurangi sampai 15 km per jam. Kalau normalnya di jalur itu hanya 30 km per jam,” urainya.

Untuk itu Ia mengimbau, agar masyarakat tidak bermain di sekitar viaduk, karena jalur tersebut hingga kini masih aktif dan setiap harinya dilewati kereta penumpang maupun barang. Gatut menjelaskan, sesuai ketentuan dalam Pasal 181 ayat (1) UU 23 2007, setiap orang dilarang berada di ruang manfaat jalur kereta api, menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api, atau menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain, selain untuk angkutan kereta api. “Sangat berbahaya bermain di jalur kereta api, apalagi di jembatan atau viaduk. Karena kereta api tidak dapat mengerem mendadak,” pungkasnya. (sa/han)

Facebook Comments