Kampus Merdeka, Kampus dan Industri Harus Bekerjasama

210

SURABAYA, BERKASNEWS.COM-Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Manajemen Kepelabuhanan (STIAMAK) Barunawati Surabaya dimomen HUT RI ke 76  menggelar Webinar,   dengan mengusung tema “Kemerdekaan Kampus Merdeka dan Prestasi Alumni pada BUMN dan Swasta“, Perguruan Tinggi yang beralamat di jalan Perak barat 173 ini terus ikut meramaikan dunia maya.

“Kampus dan industri harus bekerjasama. Mahasiswa harus mengetahui perubahan yang berjalan sangat cepat,” kata Direktur SDM Pelindo III, Edi Priyanto dalam open speech. Kamis (19/8/2821)

Menurutnya, generasi sekarang cenderung gampang bosan, kurang inovasi, tidak betah kerja dalam tekanan dan susah bekerjasama. “Kenalkan mahasiswa ke dunia kerja dan undang industri datang ke kampus,” ujarnya

Tak tanggung-tanggung webinar kali ini STIAMAK Menghadirkan 5 praktisi bisnis pelabuhan sekaligus, mereka adalah Direktur BMC Logistik,  Dr. Gugus Wijonarko, MM, Senior Eksekutif Pelindo III Group, Dr. Rumaji, M.Sc (alumni), Vice President Human Capital Development Pelindo III, Oscar Yogi Yustianto (alumni), Staf Administrasi Kesejahteraan dan Hubungan Industrial Pelindo III, Chairun Nisa, S.A.B (alumni),  Permadi Yudha, S.A.B (alumni) dan Senior Praktisi Terminal Petikemas Indonesia, Dr. Sumarzen Marzuki, MMT. Yang dipandu Kabag Kemahasiswaan, Mudayat, MM.

“kampus merdeka mendorong mahasiswa mampu mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kampus di ruang kerja” kata Direktur Pendidikan Tinggi Yayasan Barunawati Biru Surabaya (YBBS), Ir. Tunggal Tripinto A.DES

Sementara Ketua STIAMAK Barunawati Surabaya Dr. Nugroho Dwi Priyohadi, M.Sc menegaskan bahwa lulusan STIAMAK terserap di BUMN Pelindo III group mencapai 31 persen. Dan di sektor bisnis swasta dan eksekutif mencapai lebih 50 persen. “Posisi kampus STIAMAK sangat strategis berada di pusaran bisnis maritim Tanjung Perak. Sehingga pola pikir mahasiswa sudah terbiasa dengan kesibukan pelabuhan,” ungkap Nugroho.

Menurut Gugus Wijonarko, sekarang ini telah terjadi pergeseran paradigma di masyarakat. “Semula mengunggulkan sertifikat. Sekarang sudah berubah pada kemampuan individu. Kampus dan industri perlu duduk bersama merumuskan pola magang atau workshop,” jelasnya

Oscar Yogi menimpali, “Perubahan butuh waktu dan waktu perubahan sekarang ini cenderung semakin cepat. Ini yang harus dipahami mahasiswa. Sekarang telah terjadi digital mindset,” kata Oscar.

Sedangkan Chairun Nisa berpandangan bahwa semua perguruan tinggi, sama. “Semuanya tergantung kita. Giat kuliah, jangan cepat menyerah, semangat dan terus berusaha dan berkarya. Imbangi dengan doa dan hormati orang tua,” pesan Nisa.

Berbeda dengan pandangan narasumber lainnya, Rumaji mengangkat slogan jawa, “Urip Iku Urup lan Kudu Nguripi. Kejujuran adalah Jalan Menuju Kemuliaan Hidup. Asah, Asih, Asuh”. Menurut Rumaji, Filosofi Jawa tersebut  sangat ampuh dalam mendamaikan perubahan dan kemajuan pengetahuan dan teknologi. Kata Rumaji, semua kemajuan harus memberikan nilai manfaat pada diri sendiri dan lingkungan. “Dengan demikian semua orang harus berpacu dan terus berusaha menjadi lebih baik,” katanya.

Webinar ditutup oleh narasumber terakhir, Sumarzen Marzuki bahwa setiap generasi harus memberikan kontribusi terhadap perubahan supaya semakin baik. “Jadi, kampus merdeka memberikan kesempatan civitas akademika berinovasi dan berkreasi dalam rangka mencetak SDM unggul dimasa mendatang,” kata Sumarzen yang juga sebagai Ketua Senat STIAMAK Barunawati Surabaya.(han/fa)

Facebook Comments