Tujuan GINSI Dan GPEI Berkolaborasi selain meningkatkan investasi juga untuk mendukung program Pemerintah
SURABAYA, BERKASNEWS. COM-Dua kekuatan Usaha yang berbeda bahkan hal yang bertolak belakang, Namun keduanya bisa bersinergi bahkan juga berkolaborasi dalam mengembangkan usahanya, tidak hanya itu Pengurus Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) pun berbaur dengan dengan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) tentu itu semua
demi meningkatkan investasi nasional,” kami dijakarta sudah berbaur selain menjabat di Ginsi juga menjabat di GPEI, pun di Jatim harus seperti itu, “kata ketua umum GINSI, Anton Sihombing, senin (2/12/2019)
langkah positif yang dilakukan dua organisasi ini pun mulai ditapak tilasi oleh jajaran diwilayah, jawa timur merupakan daerah yang bisa dijadikan pilot projek sebab pertumbuhan ekonomi selalu tumbuh diatas yang dipatok pemerintah, sehingga pengusaha yang tergabung dalam dua bertemu dalam forum dialog yang berlangsung di Surabaya, Senin malam.
“Ada mata rantai yang tidak terpisahkan antara importir dan eksportir sehingga alangkah baiknya kalau GINSI dan GPEI selalu berkolaborasi demi meningkatkan investasi nasional,” ujar Sihombing kepada wartawan
Dicontohkan, selama ini sekitar 70 -75 persen komoditas yang diimpor adalah material atau bahan baku untuk keperluan ekspor.
Selain itu kata sihombing, pertemuan hari ini adalah terus membangun silaturahim yang erat antara pengusaha GINSI dan GPEI tak lain adalah bagian dari mendukung program pemerintah,” tandasnya
Sementara itu sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat GPEI Toto Dirgantoro menyambut baik, bak gayung bersambut untuk berkolaborasi dengan GINSI dengan harapan dapat semakin meningkatkan investasi nasional, tanpa high cost logistic.
“kami lakukan bersama GINSI adalah duduk bersama mencari solusi bersama pemerintah untuk mencari bagaimana biaya tinggi di pelabuhan dapat ditekan, “kata Toto yang juga menjabat di GINSI
Menurutnya biaya di pelabuhan Indonesia terbilang tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.
“yang pasti indonesia cost nya lebih tinggi dengan negara-negara tetangga misalnya Malaysia, Singapura atau Thailand, Vietnam, Namun ekspor kita jauh tertinggal dengan Vietnam. Padahal dulu negara ini tidak pernah terlihat,” urainya.
Dialog yang digagas oleh GPEI dan GINSI Jawa timur ini dihadiri oleh Dinas Pariwisata propinsi, Bea dan Cukai Tanjung Petak, Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak, PT Pelindo III dan anak usahanya dan seluruh ketua organisasi kepelabun yang tergabung di forum kepelabuhanan Tanjung Perak. (han)