SURABAYA,BERKASNEWS.COM-Kondisi Pandemi tidak menjadi alasan PT Terminal Teluk Lamong (TTL) untuk tidak berkerja maksimal , usaha yang optimal sehingga dapat mencapai target yang ditetapkan oleh Perusahaan. “Hal ini tak lepas dari partisipasi seluruh jajaran manajemen dan pegawai TTL” ungkap Direktur Utama PT TTL, Faruq Hidayat saat acara memperingati HUT TTL yang Ke -8 minggu lalu
Acara yang digelar secara Hybrid ini Faruq, menekankan bahwa konsep HUT TTL ke-8 tahun ini sesuai dengan tema “Brave” yang memiliki arti bahwa PT Terminal Teluk Lamong berani menghadapi tantangan kedepan, berani melakukan perubahan dan berani bersaing secara global, ” HUT TTL ke-8 ini mengusung konsep memberi dan berbagi, dengan harapan akan menambah keberkahan bagi TTL” tandasnya
Puncak acara perayaan HUT TTL Ke-8 digelar kegiatan Lamong yang mengusung tema “BRAVE” dengan dikemas sharing session ini yang dihadiri oleh beberapa pakar kepelabuhanan, akademisi kepelabuhanan, serta pejabat struktural PT Terminal Teluk Lamong. Turut hadir acara ini Djarwo Surjanto (Direktur Utama PT Pelindo III masa pendirian TTL kala itu ) dan Putut Sri Muljanto (Komisaris utama PT TTL) yang didaulat sebagai narasumber untuk berbagi cerita sejarah pendirian TTL.
“ momentum ini saya mengajak seluruh instan TTL untuk terus menumbuhkan semangat dan harapan yg setinggi-tingginya guna mencapai cita-cita perusahaan” tambah Faruq.
Pada kesempatan itu, Djarwo menceritakan bagaimana sejarah PT Terminal Teluk Lamong yang mengusung konsep green port dikembangkan. Mulai perencanaan konsep, pemilihan teknologi yang akan digunakan, hingga beberap milestone yang telah dilalui perusahaan.”Pengembangan PT terminal teluk lamong ini perlu untuk dibukukan sehingga bisa menjadi acuan nantinya bagi generasi mendatang” ujarnya.
Lanjut Djarwo, Kajian pembangunan Terminal Teluk Lamong dilakukan sejak Tahun 1994 sampai dengan direkomendasikan bahwa kawasan Tambak Osowilangon, Kecamatan Benowo adalah lokasi yang layak hingga keluarnya ijin pengerukan pada Tahun 1997, dilanjutkan dengan ijin lokasi yang dikeluarkan oleh Walikota Surabaya pada Tahun 2003 hingga pada akhirnya TTL telah mendapatkan persetujuan AMDAL pada Tahun 2010.
Tahun 2014 PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) meresmikan pengoperasian Terminal Teluk Lamong yang ditandai dengan pelayanan bongkar muat kapal domestik pertama milik PT Maskapai Pelayaran Pulau Laut, MV Intan Daya IV, Setahun berikutnya Presiden Joko Widodo meresmikan Terminal Teluk Lamong dan revitalisasi APBS serta persinggahan kapal Internasional pertama, MV Marine BIA yang bertolak dari pelabuhan Singapura.
Selanjutnya Tahun 2017 dilakukan uji coba operasi curah kering menggunakan conveyor pada MV Giorgis yang berkapasitas 41.670 Ton hingga Tahun 2019, “TTL melayani Kapal MV Nord Draco melakukan bongkar terbesar sebayak 65.994 Ton dan TTL menjadi destinasi single port untuk pelayanan terminal curah kering” urai Djarwo
Sementara Putut Sri Muljanto yang juga menjabat Direktur Pengelola PT pelindo (persero) menjelaskan, bahwa layanan kepelabuhanan di TTL dapat menjadi acuan pengelolaan pelabuhan secara modern sebab TTL merupakan pioneer terminal yang menerapkan sistem otomasi pada pola operasionalnya, dan mampu mengelola dampak lingkungan secara efektif melalui berbagai program konservasi. Putut, juga memberikan masukan kepada TTL guna menghadapi persaingan kedepan. “Saat ini TTL baru berbisnis terminal, sebenarnya dengan lahan yang ada, bisa menjadi modal besar untuk mengembangkan bisnis kearah pusat konsolidasi dan distribusi” tuturnya
Dengan hadirnya PT Terminal Teluk Lamong sebagai terminal operator yang mengusung teknologi modern dan ramah lingkungan diharapkan juga dapat memberikan dampak signifikan terhadap kemajuan pengelolaan pelabuhan di Indonesia. Di usia yang ke-8 ini, TTL berharap bisa selalu memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan perusahaan sehingga bisa selalu menjadi yang terbaik dan terus melahirkan inovasi-inovasi baru untuk masyarakat.(han)